Organize By:
Vol. 2 (2023): Kecerdasan Buatan dan Seni
Teknologi kecerdasan buatan atau istilah lainnya AI (Artifcial Intelligence) saat ini sudah banyak bertebaran dan diterapkan di berbagai bidang kehidupan. Bahkan AI bisa dIjumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti asisten virtual Google dan Siri. Kecerdasan buatan memang bukan hal yang baru, namun perkembangannya selalu menjadi sesuatu yang menarik perhatian. Dalam perkembangan AI, selain karena perannya sangat membantu manusia, juga didukung banyaknya kehadiran flm fiksi ilmiah yang berkaitan dengan AI. Sehingga semakin menambah ketertarikan orang-orang terhadap AI. Perlu diketahui bahwa AI tidak selalu berupa asisten virtual seperti Jarvis pada flm Iron Man atau selalu dalam
bentuk robot. Namun AI lebih luas dari itu, AI bisa diimplementasikan dalam berbagai hal dengan menekankan pada kecerdasan mesin yang bisa memberikan respon layaknya manusia. Secara garis besar sebuah kecerdasan buatan dapat melakukan salah satu dari keempat faktor yaitu Acting humanly, sistem yang dapat bertindak layaknya manusia; thinking humanly, sistem yang bisa berpikir seperti halnya manusia; think rationally, sistem yang mampu berpikir secara rasional dan act rationally, sistem yang mampu bertindak secara rasional.
Di samping itu maka AI memiliki irisan dengan deep Learning yang merupakan salah satu metode implementasi dari machine learning yang bertujuan untuk meniru cara kerja otak manusia dengan menggunakan artifcial neural network atau jaringan nalar buatan. Deep learning menggunakan sejumlah algoritma sebagai “neuron” untuk bekerja sama dalam menentukan dan mencerna karakteristik tertentu di suatu rangkaian data. Program deep learning biasanya diprogram dengan kapabilitas lebih kompleks untuk mempelajari, mencerna, dan mengklasifkasikan data. Komputer sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan industri itu sendiri, mau tidak mau dan tidak bisa dihindari akan berintegrasi dengan disiplin ilmu lain seperti salah satunya bidang seni.
Institut Kesenian Jakarta (IKJ) sebagai perguruan tinggi seni tentunya tak akan lepas dari perkembangan AI itu sendiri dan secara bertahap akan mengimplementasikannya dalam system belajar mengajar maupun pengkaryaan dalam bidang seni. Pada kesempatan seminar nasional ini, IKJ mengangkat tema “Kecerdasan Buatan dan Seni” dan akan mengajak masyarakat untuk berperan serta dalam seminar kali ini, agar dapat memperoleh ilmu dan wawasan terkait AI dalam seni itu sendiri.
Seminar Nasional dilaksanakan pada Jum'at, 15 Desember 2024. Para pembicara utama di antaranya adalah:
Patrick Gunawan Hartono, M.Mus., Ph.D (Cand) - University of Melbourne, Australia
Prof. Dr. Yasraf Amir Piliang, MA. - Institut Teknologi Bandung
Dr. Indah Tjahjawulan, M.Sn. - Institut Kesenian Jakarta