Nilai-Nilai Pendidikan dalam Ornamen Surya Majapahit

Authors

  • Rizal Wahyu Bagas Pradana Institut Seni Indonesia Surakarta
  • Arum Wilis Kartika Ayuningtari Institut Seni Indonesia Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.52969/semnasikj.v1i1.37

Keywords:

makna, ornamen, pendidikan, Surya Majapahit, meaning, ornament, education

Abstract

Artikel ilmiah dengan judul “Nilai-Nilai Pendidikan dalam Ornamen Surya Majapahit”, perspektif kajian difokuskan terhadap makna ornamen Surya Majapahit. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan makna dari ornamen Surya Majapahit. Makna ornamen Surya Majapahit penting diketahui karena terkandung nilai-nilai pendidikan yang dibutuhkan sebagai acuan untuk pembentukan karakter. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan interpretasi analisis hermeneutika. Pengumpulan data didapat melalui observasi, wawancara, studi dokumen, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan ornamen Surya Majapahit mengandung makna tentang ajaran atau nilai-nilai pendidikan yang terwujud dari susunan dua bagian meliputi Dewata Nawasanga dan Dewa Lokapala. Nilai-nilai pendidikan dalam Dewata Nawasanga berkaitan dengan karakter yang perlu dimiliki untuk menjadi pribadi yang unggul, serta mampu memberikan manfaat untuk dirinya sendiri dan orang lain. Nilai-nilai pendidikan dalam Dewa Lokapala berkaitan erat dengan ajaran Hastagina-Hastabrata. Hastagina merupakan ajaran yang harus dimiliki manusia Jawa untuk mencapai keselamatan dan ketentraman hidup. Hastabrata merupakan ajaran yang memberikan gambaran tentang pemimpin ideal dan sikap yang perlu dimiliki setiap pemimpin.

References

Adnyana, Manuaba. et al. 1999. Bali dan Masa Depannya. Denpasar: Bali Post.

Dharsono (Sony Kartika), S. 2007. Estetika Seni Rupa Nusantara. Surakarta: ISI Press.

Harjana, H. 2008. Terjemahan Serat Hastabrata. Yogyakarta: FIB UGM.

Hidayat, K. 1996. Memahami Bahasa Agama: Sebuah Kajian Hermeneutik. Jakarta: Paramadina.

Hoop, V. Der. 1949. Indonesische Siermotieven, Ragam-Ragam Perhiasan Indonesia, Indonesia Ornamental Design. Jakarta: Batavia’s Genootschap.

Kartika, D. S. 2016. Kreasi Artistik: Perjumpaan tradisi modern dalam paradigma kekaryaan seni.

Lodra, I. N. 2019. Lambang Dewate Nawasange Sebagai Wujud Pengaruh Peradaban Majapahit Di Bali. Mudra, 34(2), 165–171.

Mangunsuwito. 2002. Kamus Bahasa Jawa. Bandung: Yrama Widya.

Miksic, J. N. 1995. The Legacy of Majapahit. Singapore: National Heritage Board.

Moleong, L. J. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Montana, S. 1983. Mode Hiasan Matahari pada Pemakaman Islam Kuno di Beberapa Tempat di Jawa dan Madura. In Pertemuan Ilmiah Arkeologi III (pp. 722–738). Jakarta: Puslit Arkenas.

Munandar, A. A. 2008. Ibukota Majapahit: Masa Jaya dan Pencapaian. Depok: Komunitas Bambu.

Palmer, R. E. 1969. Hermeneutics: Interpretation Theory in Schleiermacher, Dilthey, Heidegger, and Gadamer. Evanston: Northwestern University Press.

Paramadhyaksa, I. N. W. 2016. “Filosofi dan Penerapan Konsepsi Bunga Padma dalam Perwujudan Arsitektur Tradisional Bali”. Langkau Betang: Jurnal Arsitektur, 3(1), 28–42. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.26418/lantang.v3i1.16720

Ratnaesih, M. 1997. Ikonografi Hindu. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Sumardjo, J. 2010. “Menemukan Kembali Estetika Nusantara”. Prosiding Seminar Nasional Estetika Nusantara. Surakarta: ISI Press.

Sunyoto, A. 2016. ATLAS WALISONGO: Buku Pertama yang Mengungkap Wali Songo Sebagai Fakta Sejarah. Depok: Pustaka IIMaN.

Downloads

Published

2022-08-30

How to Cite

Pradana, R. W. B., & Ayuningtari, A. W. K. (2022). Nilai-Nilai Pendidikan dalam Ornamen Surya Majapahit. Seminar Nasional Institut Kesenian Jakarta (IKJ), 1(1). https://doi.org/10.52969/semnasikj.v1i1.37