Mewarisi Kriya Tekstil untuk Pertumbuhan yang Inklusif, Setara dan Berkelanjutan

Authors

  • Lusiana Limono Institut Kesenian Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.52969/semnasikj.v1i1.36

Keywords:

berkelanjutan, inklusif, kriya tekstil, pertumbuhan, setara, sustainable, inclusive, textile crafts, growth, equal

Abstract

Pandemi dan krisis iklim bertalian erat. Ruang hidup menjadi semakin penting dari sebelumnya. Tantangan terkait krisis iklim menuntun untuk melihat kembali kehidupan di masa lalu. Kita memikirkan kembali apa artinya menjadi manusia, kita menjadi lebih perhatian terhadap rumah sebagai ruang tinggal dan berkarya. Semangat berkarya kembali memerhatikan alam dan lingkungan. Metode penelitian seni berdasarkan praktik dan keterlibatan diri digunakan untuk menelusuri adaptasi kriya tekstil dalam menghadapi disrupsi. Menginterpretasi ulang praktik kriya tekstil di masa lalu untuk pergulatan hidup global dengan melihat ke dalam melalui budaya yang telah diwariskan turun-temurun. Penelusuran ini menggunakan warisan kearifan dalam kriya tekstil sebagai alat untuk mengatasi ketidakadilan sejarah dan ketidaksetaraan saat ini. Membuka ruang negosiasi dan interpretasi atas makna dan nilai yang menjadi modal pertumbuhan yang inklusif, setara dan berkelanjutan di masa mendatang.

References

Gittinger, M. 1979. Splendid Symbols: Textiles and Tradition in Indonesia. Ocford University Press.

Hackney, F. 2006. Use Your Hands for Happiness’: Home Craft and Make-do-and-Mend in British Women’s Magazines in the 1920s and 1930s. Journal of Design History, 19(1), 23–38.

Hackney, F. 2013. Quiet Activism and the New Amateur The Power of Home and Hobby Crafts. Design and Culture, 5(2), 169–193. https://doi.org/https://doi.org/10.2752/175470813X13638640370733

Kagiya, A. 2010. Female Culture in Raijua: Ikat and Everlasting Witch Worship in Eastern Indonesia. Japan Publications, Inc.

Mies, M., & Shiva, V. 2014. Ecofeminism (2014th ed.). Zed Books Ltd.

Pentney, B. A. 2008. Feminism, Activism, and Knitting: Are the Fibre Arts a Viable Mode.” .

Permanadeli, R. 2015. Dadi Wong Wadon: Representasi Sosial Perempuan Jawa di Era Modern. Pustaka Ifada.

Beauvoir, Simone de. 2010. The Second Sex (C. Borde & S. M. Chevallier, Eds.; 2010th ed.). Vintage Books. https://uberty.org/wp-content/uploads/2015/09/1949_simone-de-beauvoir-the-second-sex.pdf

Sunarya, Y. 2016. Strategi Adaptasi Visual Pada Ragam Hias Batik Sunda [Disertasi S3]. Institut Teknologi Bandung.

Warren, K. J., Erkal, N., & Warren, K. 1997. Ecofeminism: Women, Culture, Nature. Indiana University Press.

Yanagi, S. 1978. The Unknown Craftman: A Japanese Light into Beauty (B. Leach, Ed.). Kodansha International, Ltd.

REFERENSI LAMAN

United Nation Sustainable Development Goals-Time for Global Action for People and Planet. situs website: https://www.un.org/sustainabledevelopment/

“Motif beras tumpah dari Cirebon” (Juni 1, 2018) laman: https://id.pinterest.com/pin/384635624419653629/

Double Dresden Deight Quilt. dalam favequits.com. https://www.favequilts.com/Summer-Quilts/Double-Dresden-Delight-Quilt

“The Peking Knot” -trc-leiden.nl. diakses melalui laman: https://trc-leiden.nl/trc-needles/techniques/embroidery/embroidery-stitches/peking-knot

“Quilt Block History and Color” dalam saudervillage.org. dalam laman: https://saudervillage.org/history-bound/hands-on-history/quilt-blocks

Downloads

Published

2022-08-30

How to Cite

Limono, L. (2022). Mewarisi Kriya Tekstil untuk Pertumbuhan yang Inklusif, Setara dan Berkelanjutan. Seminar Nasional Institut Kesenian Jakarta (IKJ), 1. https://doi.org/10.52969/semnasikj.v1i1.36