Perancangan Komik Sintren sebagai Media Secondary Orality

Authors

  • Ghina Amalia Yuhanida Institut Kesenian Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.52969/semnasikj.v1i1.42

Keywords:

secondary orality, komik, sintren

Abstract

Berkembangnya teknologi media komunikasi sangat mempengaruhi perkembangan tradisi lisan. Perkembangan tradisi lisan dibagi menjadi primary orality dan secondary orality (Ong, 1982). Secondary orality merupakan ekspresi kelisanan yang bergantung pada teknologi sebagai perantara dan memiliki potensi dalam pelestarian tradisi lisan. Kendala dari secondary orality adalah perancangan medianya kadang luput mempertimbangkan relevansi dengan minat dan kebutuhan audiens yang dituju sehingga audiens menjadi kurang tertarik. Solusi dari permasalahan ini adalah merancang komik sebagai contoh media secondary orality yang diminati generasi milenial dan memiliki kemampuan menuturkan narasi melalui visual secara sekuen. Tari Sintren dipilih sebagai sampel tradisi lisan untuk konten dari perancangan karena memiliki unsur yang dirasa akan relevan dengan target audiens. Perancangan ini bersifat kualitatif menggunakan metode observasi non partisipan dan studi literasi untuk pengambilan data terkait Sintren. Penyebaran angket dan wawancara juga dilakukan untuk melacak selera audiens. Kedua kelompok data tersebut akan dikomparasi untuk melihat kecocokan yang bisa diaplikasikan ke dalam komik. Hasil dari perancangan ini diharapkan bisa menjadi contoh untuk memperlihatkan efektivitas produk secondary orality. Indikasi keberhasilan perancangan ini dilihat dari banyaknya audiens yang tertarik untuk membaca komik ini.

Downloads

Published

2022-08-30

How to Cite

Yuhanida, G. A. (2022). Perancangan Komik Sintren sebagai Media Secondary Orality. Seminar Nasional Institut Kesenian Jakarta (IKJ), 1(1). https://doi.org/10.52969/semnasikj.v1i1.42